Aug 7, 2009

untitled

"Kotak apaan nich?kayak hadiah...dari sapa ya?" ujar seorang pejabat sambil mengocok bungkusan kotak yang sepertinya ditujukan kepadanya.
"Ah...buka aja dech biar gw ga penasaran..." seraya membuka kotak tersebut. Tak lama terdengar teriakan yang diyakini sebagai teriakan sang pejabat. Ternyata, isi dari kotak itu merupakan potongan kepala dari salah satu kenalannya yang juga pejabat. Terlihat, potongan kepala itu masih berlumuran darah berwarna merah yang dapat diratikan ia belum lama mati.
"Ini pasti ulah Chia, psikopat yang dikagumi oleh rakyat kecil. Sialan...dia berani coba-coba sama gw..."serunya dengan lantang. Ia tidak menyadari kalau ucapannya telah disadap oleh Chia. Pejabat itu bersikap acuh terhadap ancaman dari Chia, padahal Chia mengirimkan sekitar 4 teror tiap harinya. Bahkan dia semakin sering mengkorupsi segala macam dana yang masuk. Hal tersebut membuat Chia geram dan memutuskan untuk menemuinya.
"Hei kau pejabat ^$@%*#!!! Ternyata kau sudah bosan hidup ya..." terdengar gema di dalam ruangan tempat pejabat bekerja.
"Siapa itu?! Tunjukan dirimu PENGECUT!!!" balas sang pejabat.
Tak lama Chia muncul dengan membawa tanto* ditangan. Pejabat yang sedari tadi terlihat berani langsung ketakutan begitu melihat Chia.
"Ampun...tolong ampuni aku...aku janji akan berubah...tak lagi korupsi..." ujarnya seraya berlutut dihadapan Chia.
"Baiklah...aku akan memberimu waktu 1 bulan untuk berubah...jika dalam waktu 1 bulan kau tidak juga berubah...kau akan binasa!!!"
"Baik...baik...aku akan berubah..." ujar sang pejabat sambil menyilangkan jari. Beruntung Chia tidak melihatnya, seandainya melihat entah apa yang akan terjadi.
Sebulanpun berlalu dan Chia datang menagih janji. Ternyata, sang pejabat tidak berubah sama sekali melainkan bertambah parah. Chia yang tidak dapat menolelirhar tersebut langsung membuat pejabat itu melakukan seppuku**. Chia juga meletakkan sebuah surat yang orang banyak yakini sebagai surat wasiat dari pejabat itu karena ditemukan tanda tangan pejabat itu didalam surat. Isi surat itu antara lain permohonan maaf dari sang pejabat dan permintaan agar seluruh harta yang dimilikinya diberikan ke panti asuhan dan panti jompo yang ada di wilayah kekuasaannya. Tak lupa ia meminta untuk menyumbangkan sisa hartanya untuk kegiatan di bidang kebudayaan dan pendidikan.



* pisau untuk melakukan seppuku
**cara bunuh diri yang dilakukan oleh samurai Jepang pada zaman Edo bila gagal melaksanakan tugas

No comments:

Post a Comment