Aug 7, 2009

untitled 2

"Gw ga tahan lagi...mending gw mati aja dripada diteror terus sama Chia...gw takut tiap hari dapet paket kayak gitu...mending gw mati aja," ujar seorang pejabat.
"Mending gw cari Chia, truz minta dia bunuh gw biar gw ga ketakutan ky gini lagi..." sahutnya.
Kemudian pejabat itupun mencari Chia, mulai dari rumahnya yang sekarang sudah ditempati orang lain, sekolahnya (seperti diketahui Chia tadinya seorang pelajar SMA), dan tempat-tempat lain yang diisukan menjadi basecamp atau tempat persembunyiannya. Tapi hasilnya nihil, Chia tidak dapat ditemukan dimana-mana dan itu membuat sang pejabat frustasi.
"Chia dimana kau...datang dan bunuh aku...aku sudah tidak tahan mendapat teror darimu...cepat datang dan bunuh aku!!!"seru sang pejabat yang disambut sura tawa dari seseorang.
"HAHAHAHA...ternyata ada juga pejabat yang minta dibunuh olehku...baiklah aku akan membunuhmu," sahut suara itu.
Tak lama Chia muncul dengan memegang katana, sebuah pedang yang berasal dari Jepang. Sang pejabat mulai merasakan ketakutan mencengkam dirinya. Rasanya ingin segera pergi dari tempat itu namun entah mengapa tubuhnya serasa membantu sehingga ia hanya bisa berdiri di tempat.
"Gimana...masih mau aku bunuh?" tanya Chia.
"......" sang pejabat hanya membisu.
"Baiklah...aku akan membunuhmu setelah kau membagikan hartamu kepada seluruh rakyat kurang mampu tanpa mereka ketahui siapa pemberi misterius itu. Hal itu harus kau lakukan sampai hartamu tak bersisa dan aku tak mau kau sembarang memberi melainkan ke mereka-mereka yang sangat membutuhkan. Akan kuberi waktu 1 tahun untuk mengawasi pemakainanya," perintah Chia kepada pejabat.
"Baik...aku akan melaksanakan perintahmu," sesaat kemudian Chia menghilang.
Setahunpun berlalu dan Chia kembali menemui sang pejabat.
"Bagaimana? Sudah siap mati?" tanya Chia.
"Jangan...jangan bunuh aku..." jawab pejabat itu
"Kenapa? Takut mati?" Chia kembali bertanya.
Bukan...bukan itu," jelas pejabat, "Aku sudah memenukan arti hidupku. Aku ingin terus membahagiakan rakyatku."
"Baiklah...tapi aku akan terus mengawasimu. Sekali saja kau melakukan korupsi, kau akan kubunuh!"
"Baik."
Pejabat itupun terus melakukan misinya dan pada saat ia pergi meninggalkan dunia, ia lakukan dengan tersenyum.

untitled

"Kotak apaan nich?kayak hadiah...dari sapa ya?" ujar seorang pejabat sambil mengocok bungkusan kotak yang sepertinya ditujukan kepadanya.
"Ah...buka aja dech biar gw ga penasaran..." seraya membuka kotak tersebut. Tak lama terdengar teriakan yang diyakini sebagai teriakan sang pejabat. Ternyata, isi dari kotak itu merupakan potongan kepala dari salah satu kenalannya yang juga pejabat. Terlihat, potongan kepala itu masih berlumuran darah berwarna merah yang dapat diratikan ia belum lama mati.
"Ini pasti ulah Chia, psikopat yang dikagumi oleh rakyat kecil. Sialan...dia berani coba-coba sama gw..."serunya dengan lantang. Ia tidak menyadari kalau ucapannya telah disadap oleh Chia. Pejabat itu bersikap acuh terhadap ancaman dari Chia, padahal Chia mengirimkan sekitar 4 teror tiap harinya. Bahkan dia semakin sering mengkorupsi segala macam dana yang masuk. Hal tersebut membuat Chia geram dan memutuskan untuk menemuinya.
"Hei kau pejabat ^$@%*#!!! Ternyata kau sudah bosan hidup ya..." terdengar gema di dalam ruangan tempat pejabat bekerja.
"Siapa itu?! Tunjukan dirimu PENGECUT!!!" balas sang pejabat.
Tak lama Chia muncul dengan membawa tanto* ditangan. Pejabat yang sedari tadi terlihat berani langsung ketakutan begitu melihat Chia.
"Ampun...tolong ampuni aku...aku janji akan berubah...tak lagi korupsi..." ujarnya seraya berlutut dihadapan Chia.
"Baiklah...aku akan memberimu waktu 1 bulan untuk berubah...jika dalam waktu 1 bulan kau tidak juga berubah...kau akan binasa!!!"
"Baik...baik...aku akan berubah..." ujar sang pejabat sambil menyilangkan jari. Beruntung Chia tidak melihatnya, seandainya melihat entah apa yang akan terjadi.
Sebulanpun berlalu dan Chia datang menagih janji. Ternyata, sang pejabat tidak berubah sama sekali melainkan bertambah parah. Chia yang tidak dapat menolelirhar tersebut langsung membuat pejabat itu melakukan seppuku**. Chia juga meletakkan sebuah surat yang orang banyak yakini sebagai surat wasiat dari pejabat itu karena ditemukan tanda tangan pejabat itu didalam surat. Isi surat itu antara lain permohonan maaf dari sang pejabat dan permintaan agar seluruh harta yang dimilikinya diberikan ke panti asuhan dan panti jompo yang ada di wilayah kekuasaannya. Tak lupa ia meminta untuk menyumbangkan sisa hartanya untuk kegiatan di bidang kebudayaan dan pendidikan.



* pisau untuk melakukan seppuku
**cara bunuh diri yang dilakukan oleh samurai Jepang pada zaman Edo bila gagal melaksanakan tugas

Aug 5, 2009

surat yang takkan pernah sampai

Jakarta, 5 Agustus 2009

Yth.
Presiden dan Wakil Presiden Terpilih
di Tempat

Dengan Hormat,
Pertama-tama izinkanlah saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya adalah seorang pelajar yang ingin tahu. Saya bersekolah di sebuah sekolah swasta.

Saya mempunyai sebuah pertanyaan yang sampai sekarang membingungkan saya. Saya harap anda sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih dapat membantu saya mendapatkan jawaban dari pertanyaan saya. Pertanyaan saya hanya satu, yaitu:

"Apa yang terjadi seandainya para mahasiswa/i terutama mereka yang menuntut ilmu di bidang politik dan hukum memegang tampuk pemerintahan menggantikan para pejabat?"

Mungkin pertanyaan tersebut diatas dapat dikatakan sebuah pertanyaan bodoh, tetapi saya berharap pertanyaan tersebut dapat dijawab oleh anda.

Akhir kata, saya mengucapkan banyak terima kasih karena anda berkenan membaca surat saya ini. Demikianlah surat dari saya dan saya mohon maaf bila ada salah-salah kata dalam surat saya ini.

Hormat Saya,




Seorang Pelajar yang Ingin Tahu

seandainya ada DEATH NOTE gw bakal nulis

Noordin M. Top
Tanggal 17 Agustus 2009 pukul 09.00, Noordin M. Top menelepon Polisi Republik Indonesia untuk memberitahukan keberadaannya. Pukul 09.10, Kapolri memerintahkan aparatnya untuk segera meluncur ke TKP dan menangkap Noordin M. Top. Pukul 09.30, sesampainya di TKP, polisi menemukan Noordin M. Top dalam posisi seppuku*. Pada saat polisi mendekat, Noordin M. Top menikam perutnya sendiri dan merobeknya. Pukul 09.50 berita kematian Noordin M. Top tersebar luas beserta penangkapan seluruh antek-anteknya.


Para Koruptor
mati saat mencoba kabur, kecelakan mobil, jatuh ke lumpur lapindo, kejepit lift, kesengat pari & ubur-ubur, kena granat, salah minum obat, terlempar dari permainan "Tornado", dan kematian mengenaskan lainnya.


*seppuku: cara bunuh diri yang dilakukan oleh samurai Jepang pada zaman Edo